Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
BPOM ajak Universitas Tsinghua berkolaborasi kembangkan ATMP
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-13 20:12:35【Resep Pembaca】607 orang sudah membaca
PerkenalanKepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyampaikan kuliah umum kepada mahasaisw

Beijing (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengajak mahasiswa, peneliti, dan industri di Universitas Tsinghua, Beijing, China, berkolaborasi dalam pengembangan Produk Obat Terapi Lanjutan(Advanced Therapy Medicinal Products/ATMP) di Indonesia.
"Kami ingin mengembangkan sains dan teknologi ke tahap lebih besar melalui konsep ABG: akademia, bisnis, dan government.Universitas Tsinghua, sebagai salah satu kampus terbaik di China, bisa bekerja sama dengan BPOM, termasuk transfer teknologi untuk dikembangkan di Indonesia," kata Taruna kepada ANTARA, Selasa (4/11).
Pernyataan itu Taruna sampaikan usai memberikan kuliah umum berjudul Regulatory Policy and Advanced Therapy Medicinal Products (ATMP) and Strategies to Accelerate Access to Innovative Medicinesdi Tsinghua.
Kuliah umum tersebut dihadiri sekitar 150 mahasiswa, dosen, peneliti, dan pelaku usaha bidang kesehatan.
ATMP adalah produk medis berbasis sel atau jaringan yang digunakan untuk pengobatan, pencegahan, atau diagnosis penyakit. Produk ini meliputi terapi sel, terapi gen, dan rekayasa jaringan, termasuk stem cell, sekretom, dan terapi gen.
Taruna menekankan pentingnya uji klinis sebagai pintu masuk pengembangan ATMP.
"Uji klinis memastikan keamanan, kualitas, dan kemanfaatan produk. Uji pra-klinis dilakukan dulu pada hewan, baru manusia," jelasnya.
Ia menambahkan, uji klinis juga membuka peluang investasi, termasuk pembangunan pabrik obat di Indonesia, dan peserta uji klinis memperoleh kompensasi finansial. Bila lolos, BPOM akan menerbitkan izin edar sehingga produk bisa digunakan masyarakat.
Taruna menyebut, 94 persen bahan baku obat di Indonesia masih impor, terutama dari China dan India.
"Gangguan impor bisa menimbulkan krisis obat. ATMP berbasis biologi menjadi harapan baru, karena saat ini 65 persen obat berbasis biologi," kata Taruna.
BPOM telah mengatur ATMP melalui Peraturan BPOM Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pedoman Penilaian Produk Terapi Advanced dan Peraturan Nomor 18 Tahun 2022 tentang Cara Pembuatan Obat Berbasis Sel dan Jaringan Manusia.
Produk yang mengalami manipulasi melebihi standar atau digunakan untuk tujuan non-homolog wajib mendapat izin edar BPOM.
Suka(7)
Artikel Terkait
- DPR ingatkan Kemenhan agar gandeng BPOM distribusi vitamin ke SPPG
- Kiat menghindari penyakit semasa banjir
- SPPG Meruya Selatan akui adanya uji organoleptik menu pradistribusi
- Puncak musim hujan tiba, ini dampak cuaca yang perlu diwaspadai
- SPPG Polresta Pati minta maaf atas kendala distribusi MBG
- Penelitian ungkap berpuasa ngak ganggu kemampuan berpikir seseorang
- BKKBN: Ngak ada kasus keracunan MBG pada kelompok 3B di Jabar
- SPPG Polda Maluku kawal mutu dan ketepatan distribusi MBG ke sekolah
- KSP bantu pengembangan UKS SMA Negeri 1 Tanjungpandan
- Siasat bersihkan rumah terdampak banjir dari kuman penyebab penyakit
Resep Populer
Rekomendasi

Kapolri cek langsung kesiapan sarpras tanggap darurat bencana

Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar

Tokopedia dan TikTok Shop komitmen dorong pertumbuhan ekonomi digital

Penelitian ungkap berpuasa ngak ganggu kemampuan berpikir seseorang

Sinergi ekonomi syariah menyukseskan Makan Bergizi Gratis

Ahli gizi sarankan konsumsi MBG maksimal dua jam setelah dibagikan

APMAKI minta polisi usut tuntas kasus nampan MBG pakai label palsu

Keragaman ide di Demoday FSI tunjukan potensi kuliner Indonesia